Bicara soal wawancara BUMN, biasanya orang langsung tegang. Bayangin duduk di depan panel HR dan pejabat perusahaan, ditanya soal visi, misi, bahkan nilai AKHLAK BUMN, bikin keringat dingin aja belum apa-apa. Tapi siapa sangka, di balik suasana serius itu, banyak banget pengalaman lucu wawancara BUMN yang justru jadi momen tak terlupakan — bahkan bikin peserta malah lolos.
Ya, kadang hal yang spontan, jujur, dan apa adanya justru bikin pewawancara ngeliat sisi manusiawi kamu. Karena ternyata, BUMN gak cuma nyari orang pintar, tapi juga nyari karakter asli yang bisa dipercaya. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas beberapa kisah nyata dan lucu dari para pelamar yang sempat “bikin salah” di wawancara, tapi justru disukai dan diterima kerja!
1. Salah Kostum Tapi Tetap PD: Cerita Rara yang Bikin HR Terkesan
Kisah pertama datang dari Rara, pelamar yang gak sengaja datang ke wawancara BUMN dengan outfit yang salah total. Waktu itu, Rara ngira wawancaranya online — tapi ternyata berubah jadi offline mendadak. Karena panik, dia langsung berangkat pakai baju kasual: kaos dan jeans.
Pas sampai di lokasi, semua peserta lain pakai blazer dan kemeja rapi. Rara nyaris kabur karena malu. Tapi akhirnya dia tetap masuk ruang wawancara dengan senyum paling tulus yang bisa dia pasang.
Waktu ditanya kenapa gak pakai formal, Rara jujur aja, “Maaf, Bu, saya kira online. Tapi saya datang langsung karena gak mau nyia-nyiain kesempatan.” Pewawancara langsung ketawa dan bilang, “Justru itu yang kami cari — orang yang tanggap dan tetap datang meski keadaannya gak ideal.”
Akhirnya, Rara malah diterima di BUMN sektor energi. Katanya, pelajaran paling penting dari pengalaman itu adalah: “Lebih baik salah kostum daripada gak datang sama sekali.” Dan ya, kejujuran ternyata bisa jadi nilai plus di wawancara BUMN.
2. Gugup Sampai Nyebutin Jawaban Salah, Tapi Malah Disukai
Arif, seorang fresh graduate dari jurusan ekonomi, punya pengalaman kocak saat wawancara BUMN di salah satu bank besar. Waktu ditanya, “Apa yang kamu tahu tentang core values AKHLAK?” dia dengan percaya diri jawab, “Amanah, Komitmen, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.”
Pewawancaranya langsung senyum dan nanya lagi, “Komitmen itu dari mana ya?” Arif langsung bengong, sadar kalau huruf ‘K’ pertama itu bukan komitmen tapi Kompeten. Karena gugup, dia spontan bilang, “Oh iya, maaf Pak, saya terlalu komit sama salah.” Semua orang di ruangan langsung ketawa.
Tapi justru momen itu mencairkan suasana. HR bilang, “Santai aja, yang penting kamu tahu artinya.” Dan ternyata, Arif lolos sampai tahap akhir.
Pelajaran dari kisah Arif: kesalahan kecil bukan akhir dunia, asal kamu bisa ngatasinya dengan sikap tenang dan sense of humor yang baik. Karena kadang, kejujuran dan spontanitas jauh lebih berkesan daripada jawaban hafalan.
3. Salah Sebut Nama Perusahaan Tapi Tetap Diterima
Nadia punya pengalaman paling absurd waktu ikut wawancara BUMN gabungan FHCI. Karena sehari sebelumnya dia juga wawancara perusahaan swasta, lidahnya keblinger.
Pas masuk ruang wawancara, HR nanya, “Kenapa kamu tertarik kerja di PLN?” Tapi Nadia, entah kenapa, malah jawab, “Saya tertarik karena PT Astra punya nilai inovasi yang tinggi.”
Langsung sunyi sejenak. Semua pewawancara liatin dia. Dalam hati dia udah mau nangis. Tapi alih-alih diem, dia langsung ngakak kecil dan bilang, “Wah maaf Pak, kayaknya otak saya belum move on dari interview kemarin.”
Untungnya, HR juga ikut ketawa dan bilang, “Itu tandanya kamu aktif ikut seleksi, bagus. Tapi sekarang fokus ke PLN, ya.” Akhirnya wawancara berjalan lancar, dan seminggu kemudian Nadia dapat kabar: lolos!
Dari situ dia belajar satu hal: manusiawi banget buat salah, tapi cara kamu menangani kesalahan dengan jujur dan tenang itu yang justru dilihat perusahaan.
4. Wawancara Bareng HR yang Ternyata Mantan Dosen Sendiri
Bayangin lagi wawancara BUMN, terus salah satu pewawancaranya ternyata mantan dosen kamu sendiri. Itulah yang dialami Reza, alumni Teknik Sipil.
Pas masuk ruangan, dia langsung kaget liat nama di ID card pewawancara: “Ir. Yulianto, MT.” — dosen killer yang dulu sering nyuruh revisi tugas akhir. Reza refleks bilang, “Pak, kayaknya Bapak masih dendam sama revisi skripsi saya, ya?”
Semua orang di ruangan langsung ketawa. Dosen yang sekarang jadi pejabat di BUMN bilang, “Wah, minimal kamu jujur dan masih inget saya.” Setelah itu suasana wawancara jadi super santai, bahkan sempat bahas masa-masa kuliah.
Reza akhirnya lolos dan ditempatkan di proyek pembangunan BUMN. Kata dia, “Ternyata bukan siapa kamu dulu, tapi gimana kamu bersikap sekarang.” Kadang, humor dan kejujuran bisa jadi senjata ampuh buat menonjol di antara ribuan peserta lain.
5. Salah Kirim File CV Tapi Bikin HR Terkesan
Kejadian ini dialami Dewi, pelamar rekrutmen bersama BUMN 2024. Waktu ngirim CV lewat sistem FHCI, dia gak sadar file yang dikirim bukan versi formal tapi versi lucu yang dia buat buat latihan desain — isinya ada tulisan “CV calon pegawai kece, gak rewel, dan siap lembur kalau dibayar OT.”
Pas wawancara, HR langsung bilang, “Kami sempat lihat CV kamu yang… unik, ya.” Dewi langsung pucat, tapi pewawancaranya malah ngakak. “Tapi kamu kreatif, lho. Kami suka orang yang punya sense of humor tapi tetap profesional.”
Akhirnya Dewi diterima di bagian komunikasi internal salah satu BUMN besar. Dia bilang, “Kadang hal yang memalukan justru bisa jadi pembeda kalau kamu tanggapi dengan sikap positif.”
Pesan moralnya: tetap profesional, tapi jangan takut tunjukin kepribadian. Karena BUMN sekarang gak cuma nyari skill, tapi juga karakter yang fresh dan adaptif.
6. Gak Sengaja Panggil Pewawancara “Pak Bos”
Kisah ini datang dari Andra, peserta yang waktu itu ikut wawancara di salah satu BUMN perbankan. Karena suasananya kaku banget, dia pengin mencairkan situasi. Tapi yang keluar dari mulutnya malah spontan: “Selamat pagi, Pak Bos!”
Pewawancaranya sempat diam sebentar sebelum akhirnya ketawa. “Wah, saya belum bos, tapi terima kasih doanya.” Sejak saat itu, seluruh ruangan jadi lebih santai.
Setelah sesi berakhir, HR bahkan bilang, “Saya suka gaya kamu. Spontan tapi sopan.” Beberapa minggu kemudian, Andra dinyatakan lolos wawancara dan sekarang udah kerja tetap di bank tersebut.
Pelajarannya jelas: kadang humor kecil bisa jadi jembatan komunikasi. Selama gak berlebihan dan tetap sopan, sedikit kelucuan justru bisa bikin kamu diingat positif oleh pewawancara.
7. Mikrofon Mati Saat Interview Online
Era digital bikin banyak wawancara BUMN dilakukan online. Tapi itu juga berarti banyak kejadian lucu kayak yang dialami Tia, peserta dari Makassar.
Pas wawancara dimulai, dia semangat banget ngomong panjang lebar… tapi gak sadar mikrofonnya mati. Lima menit penuh dia ngomong sendiri. Sampai HR akhirnya bilang lewat chat, “Kak, mic-nya off, tapi ekspresinya bagus banget.”
Tia langsung panik, tapi akhirnya ketawa bareng pewawancara. Mereka lanjut dengan suasana cair, dan HR bilang, “Kamu tetap tenang walau situasi gak ideal — itu nilai plus.”
Akhirnya, Tia lolos tahap wawancara. Dari situ dia sadar, yang penting bukan sempurna, tapi tetap positif dan adaptif.
8. Salah Jawab Pertanyaan AKHLAK, Tapi Jawabnya Lucu dan Logis
Selama wawancara, pertanyaan soal nilai AKHLAK BUMN pasti muncul. Nah, Dimas punya kisah unik soal ini.
Pewawancara nanya, “Nilai AKHLAK mana yang paling menggambarkan diri kamu?” Dimas jawab, “Harmonis, Pak, karena saya sering jadi penengah teman yang berantem di grup WhatsApp.”
HR langsung ketawa dan bilang, “Menarik ya, jarang yang kasih contoh kayak gitu.” Dimas lalu jelasin dengan serius gimana kemampuan komunikasi di situasi santai bisa diterapkan juga di dunia kerja.
Jawaban yang awalnya lucu ternyata nunjukin kecerdasan emosional tinggi. Akhirnya Dimas diterima di BUMN bidang komunikasi publik.
Pelajarannya: gak apa-apa kasih contoh ringan, asal relevan dan tulus. Justru hal kecil bisa nunjukin karakter besar.
9. Tertawa di Momen Serius Tapi Jadi Ice Breaker
Waktu wawancara BUMN, suasana biasanya tegang. Tapi Riko justru gak sengaja pecahin suasana gara-gara ketawa di waktu yang salah.
HR nanya, “Apa kelemahan kamu?” Riko, yang gugup banget, malah ngakak dulu sebelum jawab. Semua orang di ruangan kaget, tapi dia langsung bilang, “Maaf Pak, saya lagi inget waktu dulu saya salah kirim email penting ke dosen, jadi refleks.”
Semua orang ketawa, dan akhirnya suasana cair total. Setelah itu, wawancara berlangsung ringan dan natural. Beberapa hari kemudian, Riko dapet kabar: diterima!
Kesimpulannya? Kadang momen gak terduga justru bisa jadi alat mencairkan suasana wawancara BUMN, asal kamu bisa jaga attitude dan gak panik.
10. Kesimpulan: Ternyata Jadi Diri Sendiri Itu Rahasia Lolos
Dari semua kisah di atas, satu hal yang jelas — gak ada formula pasti buat lolos wawancara BUMN. Tapi semua pelamar yang akhirnya diterima punya satu kesamaan: mereka jujur, santai, dan bisa bersikap positif bahkan di situasi absurd.
BUMN sekarang gak cuma nyari kandidat yang bisa jawab sempurna, tapi juga nyari orang yang tulus, punya kepribadian kuat, dan adaptif. Karena dunia kerja gak melulu formal — kadang kamu butuh sense of humor buat survive dan berkolaborasi.
Jadi, kalau nanti kamu kebetulan salah sebut, gugup, atau bahkan ngalamin hal lucu di ruang interview, jangan langsung panik. Ambil napas, senyum, dan tetap lanjut dengan percaya diri. Siapa tahu, itu justru momen yang bikin pewawancara ngelihat sisi terbaik kamu.
Dan siapa tahu juga, di antara tawa kecil itu, kamu baru aja nyiptain cerita lucu wawancara BUMN versi kamu sendiri — yang bakal kamu kenang seumur hidup, sambil duduk manis di kantor BUMN impianmu.